Sejauh yang aku tahu, bukulah yang memperluas wawasan, membimbing berpikir sistematis, menginspirasi dan memperbaiki kualitas kinerja. Gelar akademik apapun namanya, tidak berarti tanpa bacaan yang luas dan beragam. Gelar akademik semacam itu hanyalah formalitas feodalistik.
Sebaliknya, bacaan yang banyak, beragam, berkualitas, dengan penghayatan dan implementasi yang terarah bisa menjadikan seseorang intelektual yang hebat dan praktisi yang berhasil. Ajip Rosidi, bahkan SMU pun tidak tamat, tapi dengan wawasan luas menjadi dosen di Jepang. Soedjatmoko tanpa menamatkan kuliah bisa menjadi Rektor Universitas PBB. Adam Malik, Dahlan Iskan, HAMKA, Teguh Karya, Affandi, Mahatma Gandi, Sukarno, dan banyak lagi.
Kuliah itu penting. Bahkan sekedar sarjana satu tidak lagi istimewa di jajaran teknokrat birokrat. Boleh jadi, ke depan syarat untuk menduduki jabatan tertentu diurut berdasar gelar dan capaian akademis.
Tetapi suatu masa, yang akan menjadi pertimbangan bukan lagi gelar tetapi wawasan dan kemampuan praktis.
0 comments :
Post a Comment