Di era yang serba canggih ini, kita menyaksikan berbagai inovasi dan disrupsi yang mengubah cara hidup, berpikir, dan berinteraksi. Artificial intelligence, autopilot, penjelajahan ke Mars, metaverse, fiber optic, hologram, dan e-commerce adalah sebagian kecil dari kemajuan teknologi yang telah mengubah wajah dunia. Dengan kehadiran platform seperti Amazon yang didirikan oleh Jeff Bezos, hingga inovasi luar biasa dari Elon Musk, kita seakan-akan berjalan di atas awan, menikmati kemajuan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Namun, di balik kilau kemajuan
tersebut, masih ada sebagian dari generasi yang merasa seperti hidup di zaman
purba. Meski dikelilingi oleh hutan digital Amazon, banyak yang masih merasa
terasing dari perkembangan dunia yang begitu pesat. Percakapan tentang warung,
kerja kantoran, berkebun, tunjangan pendapatan, mengurusi kemiskinan, hingga
gosip dan keriuhan politik, bagi sebagian orang, masih menjadi topik yang
relevan dan mendalam. Berbicara tentang kebijakan, peraturan, atau bahkan
kecemburuan mungkin terasa seperti berbicara tentang bengek—sesuatu yang remeh
temeh dan jauh ketinggalan kereta abad 21.
Dilema ini seringkali dirasakan
oleh generasi tua --atau sebut saja senioren -- yang hidup di tengah generasi
milenial yang pemikiran, budaya, dan gaya hidupnya berada jauh di masa depan.
Bagi senioren, mungkin terasa seperti berada di atas langit, namun raganya
masih berjalan di atas tanah. Berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan,
namun seringkali merasa ketinggalan dan terasing.
Namun, bukankah perbedaan inilah
yang membuat kehidupan menjadi kaya. Generasi yang lebih tua mengajarkan
kebijaksanaan, pengalaman, dan perspektif yang berbeda, sementara generasi muda
membawa inovasi, kreativitas, dan semangat untuk menciptakan masa depan yang
lebih baik. Keduanya saling melengkapi.
Sebagai bagian dari masyarakat
kekinian, kita harus memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang usia,
memiliki akses dan pemahaman terhadap teknologi dan inovasi terbaru. Dibangun jembatan
antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan inovasi, agar setiap orang
dapat terlibat dan berkontribusi dalam era disrupsi ini.
Dengan
demikian, meskipun kita mungkin berjalan di atas awan dengan teknologi canggih,
tetapi memiliki akar yang kuat di tanah, yang mengingatkan dari mana kita
berasal dan ke mana seharusnya menuju.
1.10.22-10.02
0 comments :
Post a Comment