Powered by Blogger.
Home » » MENYEDERHANAKAN KEBAHAGIAAN

MENYEDERHANAKAN KEBAHAGIAAN

Written By Suheryana Bae on Saturday, December 14, 2024 | 1:19 PM

 


Kebahagiaan adalah tujuan yang diharapkan setiap orang, baik dalam konteks kehidupan duniawi maupun di alam keabadian. Dalam lintasan sejarah, konsep kebahagiaan telah menjadi perhatian utama para filsuf dari Aristoteles dengan "eudaimonia"-nya hingga para pemikir modern yang menyoroti hubungan kebahagiaan dengan kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental. Pada tataran fundamental, segala bentuk aktivitas manusia – baik itu mengejar kekayaan, meraih posisi sosial, meniti popularitas, mengeksplorasi petualangan, mendalami hasrat pribadi, bahkan melalui aktivitas intelektual seperti membaca atau tindakan ekstrem seperti berperang – semuanya dapat dilihat sebagai usaha untuk meraih kebahagiaan.

 

Namun, hakikat kebahagiaan itu sendiri sering kali luput dari perhatian, sebagian besar orang karena kebahagiaan sering disalahartikan sebagai akumulasi kesuksesan material atau pencapaian eksternal semata, bukan sebagai kondisi internal yang bersifat subjektif. Jika ditelaah secara mendalam, kebahagiaan merupakan fenomena psikologis yang berkaitan dengan pengalaman subjektif atas kesenangan. Pemain sepak bola merasakan kebahagiaan ketika mencetak gol, musisi menemukan kebahagiaan dalam riuh tepuk tangan penonton, dan orang lainnya merasakan kebahagiaan melalui beragam pengalaman, seperti menerima hadiah, memperoleh wawasan baru, menjalin hubungan romantis, atau menikmati keharmonisan hidup berkeluarga.

 

Meski kebahagiaan tampak sebagai sesuatu yang sederhana, kenyataannya banyak orang menghabiskan hidup dalam pencarian tanpa akhir untuk mencapainya. Seorang pakar menunjukkan bahwa kebahagiaan hanya sekitar 10% dipengaruhi oleh keadaan eksternal, sementara sebagian besar ditentukan oleh faktor internal dan genetika. Hal ini sering kali disebabkan oleh kesalahpahaman mendasar memperlakukan sarana sebagai tujuan. Bahwa pekerjaan seharusnya alat untuk mendukung kebahagiaan, bukan tujuan yang berdiri sendiri.

 

Ironisnya, orang sering kali memboroskan energi dan waktu untuk mengejar kebahagiaan yang tampak jauh dari jangkauan, padahal kebahagiaan sejati sering kali hadir dalam hal-hal sederhana. Teori mindfulness, misalnya, menekankan pentingnya hadir dalam momen kini sebagai kunci untuk menemukan kebahagiaan yang autentik. Sebagai ilustrasi, seorang petani yang berhasil memanen ladangnya dapat merasakan kebahagiaan yang setara dengan seorang konglomerat yang mendapatkan kontrak bernilai miliaran. Demikian pula, kebahagiaan seorang santri yang mendalami dan khusyu beribadah dapat disejajarkan dengan kegembiraan seorang atlet yang memenangkan kejuaraan.

 

Dari perspektif ini, menjadi penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang lebih sederhana dalam memahami dan mengejar kebahagiaan. Dengan menyederhanakan definisi kebahagiaan, kita dapat melepaskan diri dari ilusi bahwa kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui pencapaian besar atau perjalanan panjang. Pendekatan ini selaras dengan prinsip-prinsip psikologi positif yang menyoroti pentingnya rasa syukur dan apresiasi terhadap hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, kita diajak untuk menghargai momen-momen kecil yang memberi makna pada kehidupan. Kebahagiaan, pada akhirnya, tidak terletak di ujung pencapaian, melainkan hadir dalam langkah-langkah kecil yang membentuk perjalanan kita setiap hari.

 

0 comments :

Post a Comment