Dalam era digital, terdapat satu kebiasaan yang semakin meluas di kalangan masyarakat yaitu melaporkan setiap momen ke media sosial. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada momen-momen bahagia, tetapi juga dalam situasi yang penuh duka atau bahkan saat musibah melanda. Kita perlu merenungkan fenomena tersebut, mulai dari penyebab hingga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan sosial.
Ketika menghadapi makanan yang menarik atau berada di
destinasi wisata yang mempesona, tindakan pertama yang dilakukan banyak orang
adalah mengambil foto. Foto-foto ini kemudian diunggah ke media sosial.
Kebiasaan ini juga meluas ke berbagai situasi lain seperti menengok orang
sakit, melayat jenazah, berkumpul bersama keluarga, rapat di kantor, memiliki
kendaraan baru, atau bertemu sahabat lama. Terasa "gatal" yang tidak
terhindarkan dan merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak mengambil dan
mengunggah foto-foto tersebut.
Ada beberapa
faktor yang mendorong orang untuk terus-menerus membagikan momen pribadi mereka
di media sosial. Pertama, pengakuan Sosial. Media sosial memberikan platform
untuk mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain. Likes, komentar, dan
share dapat memberikan perasaan dihargai dan diterima oleh masyarakat.
Kedua Dokumentasi Pribadi. Banyak orang yang merasa perlu
mendokumentasikan hidup mereka, dan media sosial menyediakan cara yang mudah
dan instan untuk melakukan hal ini.
Ketiga, FOMO (Fear of Missing Out). Ketakutan akan ketinggalan atau
tidak menjadi bagian dari tren sosial yang mendorong banyak orang untuk selalu
terlibat dan membagikan momen.
Namun, kebiasaan
ini tentu memiliki konsekuensi. Ada beberapa dampak yang perlu diperhatikan.
Pertama, Privasi Terancam. Dengan membagikan terlalu banyak informasi pribadi,
seseorang bisa menjadi target kecurangan atau kejahatan. Kedua, ketergantungan
pada pengakuan dari media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental,
menimbulkan stres, kecemasan, dan rasa tidak percaya diri. Ketihga Kehilangan momen
nyata karena terlalu fokus pada pengambilan foto dan unggahan bisa membuat
seseorang kehilangan kesempatan untuk benar-benar menikmati momen tersebut
secara langsung.
Penting untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan ini.
Tidak semua momen perlu dibagikan di media sosial. Ada nilai dalam menikmati
momen secara pribadi, tanpa perlu validasi dari orang lain. Menjaga
keseimbangan antara berbagi dan menjaga privasi dapat membantu mengurangi
potensi risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial secara berlebihan.
Mengunggah momen ke media sosial telah menjadi kebiasaan
yang meluas, tetapi penting untuk menyadari dampaknya. Menikmati momen tanpa
harus membagikannya dapat memberikan kebahagiaan yang lebih mendalam dan
menjaga privasi. Dengan kesadaran ini, kita dapat menggunakan media sosial
dengan lebih bijak dan seimbang.
0 comments :
Post a Comment